Jumat, 24 Februari 2012
Siam Cement Akuisisi Boral Indonesia
BANGKOK, KOMPAS.com - Siam Cement Group, konglomerasi bahan bangunan asal Thailand kembali melakukan ekspansi di Indonesia. Perusahaan milik kerajaan Thailand ini membeli perusahaan semen asal Australia, PT Boral Indonesia senilai 135 juta dollar AS.
Situs foxbusiness.com melansir, rencana Siam Cement Group tersebut sudah disampaikan di Bursa Efek Thailand hari ini (1/2/2012). Siam Cement Group menyatakan, akan menyelesaikan transaksi pembelian Boral Indonesia sebelum bulan Juni nanti.
Boral Indonesia merupakan pabrik semen milik Boral Ltd yang beroperasi dengan kapasitas produksi 2,2 juta meter kubik. Perusahaan ini memiliki cadangan batu kapur cukup besar di Indonesia.
Pihak Boral Ltd mengatakan, akan memakai uang penjualan untuk mengurangi beban utang perusahaannya. "Penjualan dari bisnis konstruksi di Indonesia sesuai dengan strategi kami kembali menyelaraskan portofolio," kata Mark Selway, Direktur Eksekutif Boral dalam sebuah pernyataan yang dikutip finance.ninemsn.com.au.
Sementara itu, David Leitch, analis dari UBS menilai, penjualan Boral itu tercapai dengan nilai harga yang sepadan. "Kami pikir itu nilai yang baik, karena tahun ini kondisi memburuk, " Prediksi Leitch. Ia menambahkan, penjualan tidak akan berdampak besar pada keuntungan Boral di periode mendatang
Selain mengakuisisi Boral ,kelompok usaha terkemuka Thailand Siam Cement Group Plc mengalokasikan dana sedikitnya Rp 4,5 triliun untuk mengakuisisi perusahaan atau pabrik di kawasan Asia Tenggara dalam beberapa tahun mendatang.
Indonesia yang memiliki pasar domestik terbesar dengan penduduk 241 juta jiwa dari 600 juta jiwa penduduk ASEAN bakal menjadi fokus investasi Siam Cement.
Presiden dan Chief Executive Officer Siam Cement Groups (SCG) Kan Trakuulhoon di sela pembukaan Pameran Badan Investasi Thailand 2011 (Thailand's Board of Investment/BOI) di Muang Thong Thani, Bangkok, seperti dilaporkan wartawan Kompas Hamzirwan Kamis (5/1/2012), mengungkapkan rencana aksi korporasi ini kepada wartawan dari Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Myanmar.
SCG merupakan kelompok usaha yang fokus memproduksi semen, petrokimia, kertas dan produk kemasan, bangunan, serta logistik dengan total penjualan tahun 2011 mencapai Rp 104,4 triliun (360 miliar baht).
"Banyak sekali peluang di Indonesia. Kami mencari lebih banyak lagi kesempatan mengakuisisi perusahaan di Indonesia," ujarnya. Ekspansi regional menjadi salah satu strategi pertumbuhan SCG selain meningkatkan penciptaan nilai tambah lewat riset produk ramah lingkungan.
Riset dan produksi produk ramah lingkungan mampu menyumbang separuh penghasilan penjualan SCG. SCG sudah berada di Indonesia sekitar 10 tahun terakhir dengan nilai investasi 777 juta dollar AS (Rp 7 triliun) dan terus berkembang.
Investasi SCG saat ini antara lain antara lain kolaborasi dengan kelompok usaha terkemuka Wings Grup yang memproduksi makanan dan kebutuhan rumah tangga. Direktur Eksekutif dan Penasihat SCG untuk Indonesia Padungdej Indralak mengatakan, sepanjang tahun 2011 saja mereka sudah mengakuisisi saham senilai 600 juta dollar AS (Rp 5,4 triliun).
Dana itu antara lain digunakan untuk mengambilalih 100 persen saham PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk (KIA) dan PT Kokoh Inti Arebama Tbk (KOKOH) senilai 215 juta dollar AS (Rp 1,9 triliun).
KIA merupakan salah satu produsen keramik terkemuka di Indonesia, sedangkan KOKOH merupakan pemasok bahan bangunan dengan jaringan internasional. SCG juga sudah merampungkan pembelian 30 persen saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk dengan anak usaha Temasek Holdings, Apleton Investments Ltd dan pemegang saham mayoritas, PT Barito Pacific Tbk, senilai 450 juta dollar AS (Rp 4,1 triliun).
Manajemen SCG berharap, stabilitas situasi politik Indonesia terus terjaga dan kebijakan yang adil bagi investor bisa terwujud. Kedua hal ini cukup membantu investor berekspansi di Indonesia.
Bisnis semen di Indonesia diperkirakan akan semakin ketat tahun 2012 karena pemerintah telah menyatakan akan mempercepat investasi infrastruktur. Akan tetapi, Asosiasi Semen Indonesia justru memprediksi, penjualan semen tahun 2012 mendekati 50 juta ton, naik tipis dari 47 juta ton tahun 2011.
Data Kementerian Perindustrian, sembilan perusahaan semen di Indonesia memiliki kapasitas terpasang 52,5 juta ton tahun 2011. PT Semen Gresik Tbk (PT Semen Gresik, PT Semen Tonasa, dan PT Semen Padang) berkapasitas 20,2 juta ton per tahun. PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk berkapasitas 18,6 juta ton dan PT Holcim Tbk berkapasitas 8,5 juta ton.
Langganan:
Postingan (Atom)