PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) merevisi penambahan kapasitas produksi dari sebelumnya 1,5 juta ton menjadi dua juta ton. Ekspansi yang menelan investasi sekitar USD70 juta tersebut, akan dilakukan di pabrik Citeureup, Bogor.
“Kita akan perbesar pabrik untuk menambah pasokan,” kata Direktur Keuangan Indocement Christian Kartawijaya kepada Seputar Indonesia (SI) di Jakarta kemarin.
Dia mengatakan, tambahan kapasitas produksi tersebut terdiri dari pabrik penggilingan semen (cement mill) sebesar 1,5 juta ton dan optimalisasi pabrik yang ada (existing). Perseroan berencana memulai langkah ekspansi tersebut pada semester dua tahun ini, dan diharapkan dapat beroperasi di 2012. “Dengan dua langkah ini, kami akan dapatkan tambahan kapasitas produksi sebesar 2 juta ton,” kata Christian.
Perseroan juga memastikan pembangunan pabrik penggilingan dan upaya optimalisasi tersebut akan dilakukan di pabrik Citeureup, Bogor. Sebelumnya, perseroan memiliki dua opsi yakni pabrik Citerep, dan Tarjun, Kalimantan Selatan. “Kita akan lakukan ekspansi di pabrik Citeureup,” kata Christian.
Langkah ekspansi tersebut diperkirakan menelan investasi sekitar USD70 juta. Saat ini, perseroan tengah mengkaji sumber pendanaannya, sehingga belum bisa dijelaskan opsi yang dipilih, apakah pinjaman perbankan atau instrumen lainnya. “Besaran investasinya masih kita lakukan studi, gambarannya tiap satu ton membutuhkan investasi rata-rata USD35,” kata Christian.
Namun dia mengungkapkan, tahap awal pembangunan pabrik yang dimulai pada akhir tahun ini akan didanai menggunakan kas internal. “Kas kami cukup banyak. Untuk persiapan awal, saya kira bisa dari kas internal,” katanya.
Jika ekspansi tersebut terealisasi, maka kapasitas produksi perseroan dalam dua tahun ke depan menjadi 20,1 juta ton per tahun, atau meningkat dari 2010 yang ditargetkan sebesar 18,6 juta ton. Kapasitas produksi tahun ini juga mengalami kenaikan sebesar 1,5 juta ton dibanding tahun sebelumnya sebesar 17,1 juta ton. Tambahan kapasitas tersebut menyusul beroperasinya dua pabrik semen baru perseroan di Palimanan, Cirebon pada tahun ini.
Menurut Christian, langkah ekspansi dilakukan guna mengantisipasi naiknya permintaan semen domestik. Hal ini seiring menggeliatnya sektor konstruksi dan infrastruktur seperti yang tengah dicanangkan pemerintah.
Hingga akhir 2010, permintaan semen nasional diperkirakan tumbuh sekira 6-7 persen menjadi 40,7 juta ton, dari realisasi tahun 2009 sebesar 38,4 juta ton. Adapun hingga paruh pertama tahun ini, permintaan semen nasional tumbuh 11,5 persen, atau naik signifikan dibanding semester I-2009 yang tumbuh negatif delapan persen. “Tahun lalu memang anjlok akibat krisis global,” kata Christian.
Laba bersih Indocement pada semester I-2010 tercatat Rp1,64 triliun, atau mengalami peningkatan 39,9% dari periode yang sama tahun lalu Rp1,17 triliun. Peningkatan laba dipicu naiknya pendapatan bersih sebesar 11,8 persen menjadi Rp5,36 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,79 triliun.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar