Produksi semen nasional diproyeksikan menembus 54 juta ton pada 2014, seiring dengan ekspansi beberapa produsen yang dijadwalkan mulai beroperasi penuh 2 tahun mendatang.
Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Urip Trimuryono mengatakan dalam 4 tahun ke depan, seluruh produksi semen di perkirakan mampu diserap oleh pasar domestik dan ekspor dilakukan apabila ada sisa yang tidak terserap.
"Cita-citanya, semua terserap di pasar lokal. Pada 2011, kami menargetkan impor semen sudah tidak ada. Saat ini, impor masih ada untuk memenuhi kebutuhan di Sumatra Utara dan Aceh oleh PT Semen Andalas. Mereka mengimpor dari pabriknya di Malaysia," kata Urip.
ASI memperkirakan produksi semen pada tahun ini mencapai 42 juta ton, naik sekitar 10% dibandingkan dengan 2009 sebanyak 38 juta ton.
Urip menambahkan peningkatan produksi semen terutama didorong oleh ekspansi dan pendirian pabrik baru. Dia mengatakan satu pabrik semen lokal di Jember, Jawa Timur, segera beroperasi pada tahun ini dengan kapasitas sekitar 300.000 ton per tahun.
Dia tidak menyebutkan nilai investasi pabrik tersebut. "Untuk membangun pabrik semen dibutuhkan investasi US$ 135 hingga US$ 175 per ton, bergantung pada spesifikasi peralatan dan mesin yang digunakan."
Dia memproyeksikan konsumsi semen pada 2011 tumbuh 10%, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan konsumsi semen nasional 5%—7% per tahun.
Departemen Perindustrian tengah mempertimbangkan pendirian pabrik semen baru akan diarahkan ke kawasan industri di Kalimantan Timur karena potensi bahan baku berupa batu kapur, tanah liat, dan batu bara di kawasan timur sangat besar.
Direktur Industri Kimia Hilir Ditjen Industri Agro dan Kimia Depperin Tony Tanduk mengatakan saat ini Depperin bersama dengan Pemprov Kaltim mulai melakukan studi kelayakan (feasibility study) terhadap potensi bahan baku semen.
Penelitian untuk tahap awal diperkirakan menelan biaya Rp5 miliar. "Rencana tersebut sedang dibahas dengan melibatkan Pemprov Kaltim," katanya, baru-baru ini.
Sekretaris Jenderal Depperin Agus Tjahajana menjelaskan selain potensi pasokan batu kapur yang besar, Kaltim juga memiliki potensi batu bara yang cukup untuk memasok kebutuhan pembangkit listrik pabrik semen.
"Untuk pabrik baru berkapasitas 2,5 juta ton dibutuhkan pasokan bahan baku dan batu bara yang cukup agar skala ekonomisnya tercapai. Ini yang sedang kita bahas," jelasnya.
Berdasarkan pengalaman, lanjutnya, pembangunan pabrik semen Gresik di Jawa Timur berkapasitas 2 juta ton memerlukan dana investasi sekitar US$500 juta. Namun, untuk investasi pabrik baru di kawasan industri Kaltim, Agus mengaku belum bisa mengestimasikannya.
Menurut dia, pasokan listrik untuk pabrik semen berkapasitas 2 juta ton setidaknya dibutuhkan daya listrik sekitar 150 megawatt (MW) dengan nilai investasi US$150 juta.
Saat ini, katanya, sebagian besar kebutuhan semen di wilayah Kalimantan dipasok oleh PT Semen Tonasa dan PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk.
Untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, Depperin berencana menjadikan Kaltim sebagai pusat produksi dan distribusi semen untuk wilayah timur Indonesia.
"Dengan melihat kondisi geografis, pasar semen dari Kaltim juga bisa diekspor ke Malaysia bagian timur mengingat jaraknya cukup. Sampai saat ini, ada beberapa calon investor yang berminat untuk membangun pabrik semen di Kaltim," katanya tanpa menyebut nama perusahaan dimaksud.
Sementara itu, Asosiasi Semen Indonesia melaporkan realisasi penjualan semen domestik sepanjang Januari 2009 terpangkas 3,8% menjadi 2,961 juta ton dibandingkan dengan penjualan Januari 2008 yang tercatat 3,087 juta ton.
Penurunan pasar semen dipicu ketatnya likuiditas dari perbankan dan anjloknya harga komoditas.
Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia Urip Timuryono menjelaskan seretnya modal kerja dari perbankan membuat para pengembang kesulitan memulai proyek baru.
Penjelasn Asosiasi Semen tentang Produksi Nasional :
Menanggapi berita pada Bisnis Indonesia (15 Januari 2010) dengan judul 8 Perusahaan semen diperiksa yang ditulis oleh Elva-ni Harifaningsih ada beberapa data yang kurang benar, sehingga menyebabkan kesimpulan yang tidak benar. Untuk meluluskannya kami dari Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyampaikan hal-hal sebagai berikut
Kapasitas terpasang produksi semen Indonesia pada tahun 2008 adalah 44,800 juta ton semen per tahun bukan 56,862 juta ton seperti tertulis pada tulisan dengan judul " 8 Perusahaan semen diperiksa" di atas. Sehingga sinyalemen ada kelebihan kapasitas 21 juta ton tidak benar, salah satu buktinya dua perusahaan semen yaitu Semen Gresik dan Semen Tonasa mulai tahun 2009 mulai membangun pabrik baru dengan total kapasitas 5 juta ton dan diperkirakan akan berproduksi pada tahun 2012.
Konsumsi semen tahun 2008 tertulis 38,807 juta ton semen dan penjualan 35,404 juta ton adalah tidak benar, dari data statistik yang kami miliki supply semen untuk kebutuhan domestik pada tahun 2008 adalah 38,071 juta ton berarti tidak ada konsumsi semen yang tidak dapat dipenuhi karena bila benar data di atas konsumsi 38,807 juta ton kekurangan sebesar 736 tibu ton (bila data konsumsi benar) dipenuhi dari stok pasar.
Dari buku statistik 2008 yang kami terbitkan awal 2009 tercatat bahwa utilitas terpasang masing-masing pabrik tidak sama, Semen Padang 111%, Semen Gresik 105%, Semen Tonasa 105%, Semen Baturaja 84%, Indocement (Tiga Roda) 78%, Semen Bosowa 75% dan Holcim 66% bahkan Semen Andalas yang pabriknya rusak karena tsunami pun melakukan impor semen sebesar 1,551 juta ton untuk memenuhi pasarnya di dalam negeri, sehingga sinyalemen bahwa produsen mengurangi produksinya adalah tidak benar.
Mengenai perbedaan harga di dalam negeri dengan harga di beberapa negara tetangga kami juga mempunyai catatan bahwa harga di Indonesia bukan yang tertinggi, perbedaan tersebut adalah karena titik pencatatan harga tersebut tidak jelas, harga yang dicantumkan di Indonesia tersebut diambil dari titik harga pengecer sedang yang lain tidak jelas di mana titik pencatatan harganya.
Demikian hal-hal yang ingin kami sampaikan untuk menanggapi pemberitaan Bisnis Indonesia
Urip Timuryono Ketua Asosiasi Semen Indonesia) Terima kasih atas penjelasannya. Data produksi dan konsumsi semen itu disampaikan oleh KPPU dalam forum jumalis. Terima kasih.
Redaksi
Entitas terkaitData | Harifaningsih | Holcim | Indocement | Indonesia | Kapasitas | Konsumsi | KPPU | Menanggapi | Mengenai | Penjelasan | Perusahaan | Terima | Bisnis Indonesia | Semen Andalas | Semen Baturaja | Semen Bosowa | Semen Gresik | Semen Padang | Semen Tonasa | Asosiasi Semen Indonesia | Urip Timuryono Ketua Asosiasi Semen |
Ringkasan Artikel Ini
Konsumsi semen tahun 2008 tertulis 38,807 juta ton semen dan penjualan 35,404 juta ton adalah tidak benar, dari data statistik yang kami miliki supply semen untuk kebutuhan domestik pada tahun 2008 adalah 38,071 juta ton berarti tidak ada konsumsi semen yang tidak dapat dipenuhi karena bila benar data di atas konsumsi 38,807 juta ton kekurangan sebesar 736 tibu ton (bila data konsumsi benar) dipenuhi dari stok pasar. Dari buku statistik 2008 yang kami terbitkan awal 2009 tercatat bahwa utilitas terpasang masing-masing pabrik ti- dak sama, Semen Padang 111%, Semen Gresik 105%, Semen Tonasa 105%, Semen Baturaja 84%, Indocement (Tiga Roda) 78%, Semen Bosowa 75% dan Holcim 66% bahkan Semen Andalas yang pabriknya rusak karena tsunami pun melakukan impor semen sebesar 1,551 juta ton untuk memenuhi pasarnya di dalam negeri, sehingga sinyalemen bahwa produsen mengurangi produksinya adalah tidak benar.
Pasar semen tumbuh 17,7% Sejumlah pabrik tambah kapasitas produksi.
Penjualan semen di dalam negeri sepanjang kuartal 1/2010 melonjak 17,72% menjadi 9,74 juta ton dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama 2009 sebanyak 8,27 juta ton. Lonjakan penjualan tersebut mengindikasikan pemulihan daya beli konsumen domestik yang sempat dihantam resesi ekonomi global sejak akhir 2008.
Berdasarkan catatan Asosiasi Semen Indonesia (ASI), pertumbuhan penjualan tertinggi terjadi pada Februari, yakni 19,72% menjadi 3,16 juta ton dibandingkan dengan bulan yang sama 2009 sebesar 2,64 juta ton. Namun, pada Maret penjualan hanya tumbuh 15,94% dibandingkan dengan bulan yang sama 2009, yakni dari 2,67 juta ton menjadi 3,09 juta ton. Padahal, jumlah hari kerja pada Februari lebih sedikit daripada Maret.
Pada Januari 2010, penjualan semen juga melonjak 17,58% menjadi 3,49 juta ton dibandingkan dengan Januari 2009 sebanyak 2,97 juta ton. "Permintaan semen pada Februari tahun ini luar biasa besar dibandingkan dengan Februari 2009 sehingga persentasenya terlihat cukup mencolok, sedangkan permintaan pada Maret mulai stabil," kata Ketua Umum ASI Urip Timuryono kemarin.
Secara umum, jelasnya, peningkatan pasar semen di dalam negeri pada kuartal 1/2010 disebabkan pemulihan daya beli konsumen domestik yang sempat dihantam dampak krisis ekonomi dunia. Hantaman krisis membuat permintaan merosot tajam pada kuartal 1/2009.
"Pada kuartal 1/2009, seluruh perusahaan di sektor properti, infrastruktur, dan industri mengurangi kegiatan pembangunan. Kondisi ini membuat sejumlah proyek yang didanai pemerintah tersendat. Pada tahun ini, situasi yang kurang menguntungkan itu mulai berubah. Situasi makroekonomi mulai stabil," katanya.
Melihat keadaan itu, Urip kian optimistis penjualan semen pada April akan lebih besar dibandingkan dengan April 2009. "Secara umum, penjualan semen pada kuartal II trennya akan lebih baik diban-dingkan dengan kuartal I. Ini merupakan rumus yang telah berlaku umum mengingat pada kuartal II biasanya mulai masuk musim panas sehingga pengerjaan proyek dipercepat," katanya.
Banyaknya proyek infrastruktur dan properti yang sempat tertunda pada akhir 2009 akan dituntaskan pada tahun ini. Atas dasar itu, dia yakin target pertumbuhan penjualan semen sebesar 6% menjadi 40,28 juta ton pada tahun ini dapat dicapai. Tambah kapasitas Sejak akhir tahun lalu, industri semen domestik mulai merealisasikan sejumlah proyek senilai US$1,94 miliar untuk menambah kapasitas terpasang 14,5 juta ton dari 44,89 juta ton pada 2009 menjadi 59,39 juta ton pada 2015, termasuk meningkatkan daya listrik 200 megawatt (MW).
Peningkatan kapasitas untuk mendongkrak permintaan domestik yang tumbuh 7%-8% per tahun dan perluasan pasar ekspor. Pada 2015, konsumsi semen di dalam negeri diprediksi mencapai 56 juta-58 juta ton, meningkat dari konsumsi pada 2009 sebanyak 38,5 juta ton. Menurut Direktur Industri Kimia Hilir Direktorat Jenderal Industri Agro Kimia dan Hasil Hutan Kemenperin Tony Tanduk, penambahan daya listrik akan meningkatkan investasi sekitar US$200 juta, sedangkan penambahan kapasitas terpasang dan lahan mencapai US$1,74 miliar.
Berdasarkan matriks pembangunan megaproyek semen Kemenperin, sejak 2008 sejumlah perusahaan semen telah merealisasikan penambahan kapasitas, di antara* nya pabrik baru PT Semen Andalas lndone-sia berkapasitas 1,8 juta ton per tahun. Proyek ini akan beroperasi mulai tahun ini. Selain itu, PT Semen Bosowa Maros yang berbasis, di Batam dan PT Indocement Tunggal Prakarsa akan mengoptimalkan pengembangan pabrik untuk menambah kapasitas masing-masing 1 juta ton per tahun. (yusuf.waluyo@bisnis.co.id)
Entitas terkaitBatam | Hantaman | Kondisi | Lonjakan | Pasar | Peningkatan | Permintaan | Proyek | Situasi | Tambah | Urip | Bisnis Indonesia | JAKARTA Penjualan | Pada Januari | Asosiasi Semen Indonesia | PT Semen Andalas | Hasil Hutan Kemenperin Tony | OLEH YUSUF WALUYO JATI | PT Indocement Tunggal Prakarsa | PT Semen Bosowa Maros | Ketua Umum ASI Urip Timuryono | Menurut Direktur Industri Kimia Hilir Direktorat Jenderal Industri Agro Kimia |
Ringkasan Artikel Ini
OLEH YUSUF WALUYO JATI Bisnis Indonesia JAKARTA Penjualan semen di dalam negeri sepanjang kuartal 1/2010 melonjak 17,72% menjadi 9,74 juta ton dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama 2009 sebanyak 8,27 juta ton. Berdasarkan catatan Asosiasi Semen Indonesia (ASI), pertumbuhan penjualan tertinggi terjadi pada Februari, yakni 19,72% menjadi 3,16 juta ton dibandingkan dengan bulan yang sama 2009 sebesar 2,64 juta ton. Tambah kapasitas Sejak akhir tahun lalu, industri semen domestik mulai merealisasikan sejumlah proyek senilai US$1,94 miliar untuk menambah kapasitas terpasang 14,5 juta ton dari 44,89 juta ton pada 2009 menjadi 59,39 juta ton pada 2015, termasuk meningkatkan daya listrik 200 megawatt (MW). Pada 2015, konsumsi semen di dalam negeri diprediksi mencapai 56 juta-58 juta ton, meningkat dari konsumsi pada 2009 sebanyak 38,5 juta ton.
Data Pabrik Semen di Indonesia
Pada saat tulisan ini dibuat, informasi mengenai jumlah pabrik semen yang telah beroperasi secara komersil di Indonesia adalah delapan (8) perusahaan. Dan menurut data di kompas.com (17/2/2010), disebutkan bahwa tidak ada pembangunan pabrik semen baru di Indonesia sejak 10 tahun yang lalu.
Bulan April 2010 ini, diperkirakan pabrik semen baru milik PT. Gunung Pantara Barisan di Sumut akan segera beroperasi. Anda bisa membaca infonya secara lengkap di sini.
Di bawah ini adalah pabrik semen yang telah beroperasi di Indonesia. Informasinya dilengkapi pula dengan tahun pendirian, lokasi pabrik, jumlah unit (pabrik), kapasitas produksi dan alamat situs masing-masing pabrik semen.
PT.Indocement Tunggal Prakarsa (Semen Tiga Roda / Heidelberg)
Lokasi: Citeureup (Bogor), Palimanan (Cirebon), Tarjun (Kalsel)
Didirikan tanggal: 1985
Jumlah pabrik: 12
Kapasitas produksi total: 15.600.000 ton
Website: http://www.indocement.co.id
PT.Semen Baturaja Persero (Semen Baturaja)
Lokasi: Baturaja, Palembang, Panjang (Sumsel)
Didirikan tanggal: 14 November 1974
Jumlah pabrik: 3
Kapasitas produksi total: 1.250.000 ton
Website: http://www.semenbaturaja.co.id
PT.Semen Padang (Semen Padang)
Lokasi: Indarung (Sumbar)
Didirikan tanggal: 1910
Jumlah pabrik: 4
Kapasitas produksi total: 5.240.000 ton
Website: http://semenpadang.co.id
PT.Semen Gresik (Semen Gresik)
Lokasi: Gresik (Jatim)
Didirikan tanggal: 7 Agustus 1957
Jumlah pabrik:
Kapasitas produksi total: 8.520.000 ton
Website: http://www.semengresik.com
PT.Semen Bosowa (Semen Bosowa)
Lokasi: Maros, Batam
Didirikan tanggal: 1999
Jumlah pabrik: 2
Kapasitas produksi total: 3.000.000 ton
Website: http://www.bosowa.co.id
PT. Semen Andalas (Lafarge)
Lokasi: Medan (Sumut)
Didirikan tanggal: n.a
Jumlah pabrik: 1
Kapasitas produksi total: 1.800.000 ton
Website: n.a
PT.Semen Cibinong (Holcim)
Lokasi: Narogong-Cibinong (Jabar), Cilacap (Jateng)
Didirikan tanggal: 1971
Jumlah pabrik: 6
Kapasitas produksi total: 9.700.000 ton
Website: http://www.semen-cibinong.com
PT. Semen Tonasa
Lokasi: Ds Tonasa, Kab. Pangkep (Sulsel)
Didirikan tanggal: 5 Desember 1960
Jumlah pabrik: 3
Kapasitas produksi total: 3.480.000 ton
Website: http://www.sementonasa.co.id
OUTLOOK INDUSTRI SEMEN 2010
Arga Paradita Sutiyono
Pendahuluan
Di dalam kondisi negara Indonesia yang terus tumbuh saat ini di tahun 2009 dengan laju
pertumbuhan 4,3% menimbulkan segala konsekuensi terhadap pertumbuhan riil bangsa
Indonesia. Tercatat laju inflasi terus stabil yang mencapai 3,9 % YoY pada tahun 2009
sedangkan pada bulan November 2009 terjadi deflasi sebesar 0,03%. Namun suku bunga Bank
Indonesia (BI rate) cenderung tidak berubah, sementara inflasi semakin melemah. Tercatat BI
rate tetap berada pada kisaran 6,5 % sejak semester II-2009, sedangkan laju inflasi hingga
2010 diperkirakan berada disekitar 5% plus minus 1%, sehingga diperkirakan penguatan
pertumbuhan negara Indonesia hingga tahun 2010 masih akan berlanjut. Selain itu, depresiasi
dollar terhadap mata uang negara lain juga akan menguatkan investasi terhadap negaranegara
berkembang.
Fenomena pertumbuhan ekonomi negara yang terus bergerak naik serta dukungan pemerintah
terhadap iklim investasi memberikan beberapa harapan terhadap perkembangan sektor rill dan
sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati adalah sektor semen yang
juga mendapat dukungan dari pemerintah berupa program kerja pemerintah terhadap
pembangunan infrastruktur negara.
Produsen dan Kapasitas Produksi
Saat ini sembilan produsen semen yang beroperasi di Indonesia yang terbagi atas 5
perusahaan milik pemerintah, yaitu Semen Gresik Group (SGG) yang menguasai sekitar 45%
pangsa pasar semen, serta 4 perusahaan lainnya milik swasta, yaitu Indocement yang
menguasai 30% pangsa pasar, Holcim Indonesia yang menguasai 15% pangsa pasar, dan
produsen semen lainnya yang terbagi atas Semen Andalas, Semen Baturaja, Semen Bosowa,
dan Semen Kupang, menguasai 10% pangsa pasar secara total. Dilihat dari penguasaan
pangsa pasar tersebut, terdapat dua pelaku usaha yang mempunyai pangsa pasar sebagai
market leader, yaitu SGG dan Holcim. Berdasarkan struktur pasar tersebut, pasar semen
Indonesia adalah pasar oligopoli.
Berdasarkan kapasitas produksinya, perusahaan semen swasta saat ini mempunyai kapasitas produksi yang lebih besar dibanding perusahaan semen milik negara (BUMN), yaitu mencapai 60% dari total kapasitas produksi nasional, sisanya sebesar 40% milik BUMN. Perusahaan semen yang mempunyai kapasitas produksi terbesar saat ini adalah PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk dengan kapasitas produksi sebesar 15,65 juta ton/tahun. Peringkat kedua adalah PT Holcim Indonesia Tbk dengan kapasitas terpasang 9.7 juta ton/tahun, sedangkan peringkat ketiga dikuasai oleh PT Semen Gresik Tbk dengan kapasitas produksi 8,65 juta ton/tahun.
Selanjutnya adalah PT Semen Padang dengan kapasitas produksi 5,87 juta ton/tahun dan PT.Semen Tonasa dengan kapasitas produksi 3,48 juta ton/tahun. SGG sendiri secara total memiliki kapasitas produksi terbesar, yaitu mencapai 20 juta ton/tahun. Total kapasitas produksi semen Indonesia di tahun sejak 2006 hingga 2008 tidak berubah, yaitu sebesar 46,54 juta ton/tahun. Bahkan kami estimasikan angka kapasitas produksi tersebut tidak akan berubah hingga 2011.
Kapasitas Produksi Pabrik Semen Indonesia (juta ton)
Sumber : CEIC
Realisasi produksi semen sepanjang Januari hingga September 2009 turun 5,1% menjadi 27 juta ton dibandingkan realisasi produksi semen pada periode yang sama tahun lalu sebesar 28,5 juta ton. Penurunan ini disebabkan oleh krisis global yang masih berdampak pada realisasi pembangunan di permulaan tahun 2009. Namun semakin
membaiknya perekonomian global dan Indonesia membawa kepada semakin baiknya pertumbuhan sektor riil dan konsumsi masyarakat.
Perkembangan Kapasitas dan Produksi Semen Indonesia
No. Nama Perusahaan Lokasi 2004 2005 2006 2007 2008
Perusahaan BUMN :
1 PT Semen Gresik Tuban, Jatim 8.20 8.20 8.65 8.65 8.65
2 PT Semen Padang Padang, Sumbar 5.87 5.87 5.87 5.87 5.87
3 PT Semen Tonasa Pangkep,Sulsel 3.48 3.48 3.48 3.48 3.48
4 PT Semen Baturaja ,Sumsel 1.20 1.20 1.20 1.20 1.20
5 PT Semen Kupang Kupang, NTT 270.00 270.00 270.00 270.00 270.00
Total Kapasitas BUMN 17.90 18.94 18.94 19.39 19.39
Perusahaan Swasta :
1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Citeureup & Cirebon 15.65 15.65 15.65 15.65 15.65
2 PT Holcim Citeureup, Jabar 9.70 9.70 9.70 9.70 9.70
3 PT Semen Andalas Lhok Nga, Aceh 1.40 0 0 0 ‐
4 PT Semen Nusantara *) Cilacap ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
5 PT Semen Bosowa Maros Maros, Sulsel 1.80 1.80 1.80 1.80 2.80
6 PT Indo Kodeco Cement **) Tarjun, Kalsel ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
Total Kapasitas Swasta 28.55 28.55 28.55 28.55 28.55
TOTAL INDONESIA 47.87 46.09 46.54 46.54 46.54
ASIA SECURITIES Outlook Industri Semen 2010 | 8 Desember 2010
Produksi Berdasarkan Perusahaan
Berdasarkan data produksi dari setiap produsen semen di Indonesia terlihat bahwa PT
Indocement Tungga Prakasa Tbk masih menguasai 30% total produksi nasional, kemudian
disusul oleh PT Semen Gresik Tbk dengan kontribusi sekitar 24%, dan di tempat ketiga masih dikuasai oleh PT Holcim Indonesia Tbk dengan kontribusi sebesar 15%. Namun secara kelompok SGG menjadi urutan pertama yang menguasai 47% produksisemen nasional.
Tabel 2
Produksi Semen Nasional
Tahun 2003- 2008 (’000 ton)
Tahun SGG Indocement Holcim
2003 17.899,704 5.120,331 6.431,939
2004 20.287,567 5.647,850 7.912,589
2005 20.287,567 5.647,850 7.912,589
2006 20.371,459 4.557,317 8.021,565
2007 21.580,554 5.517,564 7.868,834
2008 24.141,143 5.733,650 8.634,179
Sumber : CEIC
Konsumsi Semen Indonesia
Pertumbuhan konsumsi semen di Indonesia mulai bergeser ke luar Jawa karena proyek-proyek
infrastruktur yang menggunakan semen dalam jumlah besar di Jawa semakin berkurang. Hal ini disebabkan oleh pengalihan fokus pembangunan infrastruktur dari Jawa ke luar Jawa dan pemberian kewenangan pengelolaan uang dari pemerintah pusat ke daerah.
Kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya aliran dana alokasi umum dan dana alokasi khusus ke daerah setiap tahunnya. Konsentrasi dana yang besar di daerah telah mendorong pembangunan infrastruktur ke luar Jawa sehingga permintaan atas semen meningkat.
Pertumbuhan konsumsi semen di Sumatera mencapai 14% per tahun, serta Kalimantan
mencapai 20% per tahun. Sementara pertumbuhan konsumsi semen di Jawa hanya 4% per
tahun. Mengacu pada tingkat konsumsi sebesar itu, prospek industri semen masih cerah untuk beberapa tahun ke depan. Sampai dengan akhir 2009, prediksi penjualan semen tercatat sebesar 41 juta ton, naik 1,5 % dari tahun 2008 yang mencapai 40 juta ton. Perbandingan antara realisasi produksi semen dengan kapasitas tahun 2008 mencapai 76%. Sedangkan produksi di tahun 2009 sampai dengan September mencapai 75,6% dari kapasitas terpasang .
ASIA SECURITIES Outlook Industri Semen 2010 | 8 Desember 2009
Penjualan Semen Nasional 2004-2009 (’000 ton)
Sumber : CEIC
Permintaan Semen Luar Negeri
Pada perkembangannya, ekspor semen dari Indonesia mengalami banyak kesulitan karena
ketatnya kompetisi dari negara-negara lain, seperti China, begitu pula dengan harganya yang tertekan, sehinga kebanyakan produsen semen di Indoesia lebih berorientasi kepada pasar dalam negeri.
Selain itu, pertumbuhan pembangunan infrastruktur dan property di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya berpotensi meningkatkan laju penjualan semen. Apalagi disaat harga minyak dunia yang cenderung naik, menyebabkan biaya distribusi tujuan ekspor semakin tinggi.
Perkembangan Ekspor Semen dan Clinker Indonesia
Tahun Clinker Semen Total Pertumbuhan
(‘000 Ton) (‘000 Ton) (‘000 Ton) (%)
2000 4.903 43.470 48.373 ‐6,60%
2001 5.750 43.780 49.530 2,39%
2002 3.791 44.425 48.216 ‐2,65%
2003 3.073 44.425 47.498 ‐1,49%
2004 3.289 42.690 45.979 ‐3,20%
2005 3.289 42.690 45.979 0,00%
2006 2.245 40.730 42.975 ‐6,53%
2007 2.929 40.730 43.659 1,59%
2008 1.641 40.730 42.371 ‐2,95%
Sumber : CEIC
Outlook Industri Semen
• Dukungan pemerintah terhadap program pengembangan infrastruktur dimana peluang
pertumbuhan infrastruktur adalah 3% dari PDB untuk tahun 2010 hingga 2014.
• Bahan baku yang masih mencukupi, karena beberapa lokasi bahan baku kapur dan
Gamping masih tersebar luas di seluruh daerah Indonesia.
• Peningkatan konsumsi semen yang terus naik setiap tahun dengan laju pertumbuhan
permintaan 7-8% per tahun. Pertumbuhan permintaan Kalimantan dan Sumetra naik
15-18% setiap tahun.
• Harga semen naik 14% dari tahun 2008.
• Peningkatan kapasitas produksi semua produsen semen karena dalam 5 tahun terakhir
kapasitas pabrik semen akan mengalami full capacity.
Kamis, 09 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar